Monday, July 31, 2017

Kecintaan Sang Pemdua Kepada Allah SWT

_Kisah Hikmah_
Keadaan sunyi senyap. Waktu telah larut malam. Ibrahim bin Ethem berjalan seorang diri. Saat itulah ia tiba-tiba terbalik dari langkahnya karena mendengar suatu suara. Suara ini adalah doa seorang pemuda :
            “Ya Allah! Sungguh hati ini teramat sangat merindukan diri-Mu. Nafsu ini senantiasa taat kepada-Mu. Hamba ingin bersua dengan wajah suci-Mu. Kapankah Engkau berkenan mengambil nyawaku untuk berjumpa dengan-Mu?”
            Demikianlah doa yang dipanjatkan oleh pemuda itu dalam linangan air mata.
            Mendengar panjatan doa yang seperti ini Ibrahim bin Ethem segers mendekati pemuda itu. Hatinya telah ikut membara sehingga ia pun bertanya kepada pemuda itu :
            “Wahai anak muda yang berjiwa mulia! Meski engkau masih sangat muda, lalu apa yang telah membuatmu sedemikian merindukan Allah SWT? Bagaimana kita bisa memahami pertanda seorang mencintai Allah SWT?”
            Pemuda yang berjiwa penuh dengan cinta kepada Allah SWT itu menjawabnya demikian :
            “Senantiasa berdzikir kepada Allah dengan sepenuh hati dan cinta.”
            Ibrahim bin Ethem kemudian bertanya lagi :
            “Lalu apa hal yang dapat membuat seseorang sedemikian ingin berjumpa dengan Allah SWT?”
            Pemuda itu kembali menjawabnya :
            “Janganlah sekali-kali melupakan Allah SWT baik dalam setiap waktu, setiap keadaan..; senantiasa bersama dengan-Nya, senantiasa mengingat-Nya..”
            Setelah mendengar penuturannya ini Ibrahim bin Ethem kemudian berkata kepada dirinya sendiri :

            “Wahai Ibrahim! Jika engkau ingin mencintai Allah SWT, maka cintailah seperti anak muda ini!”

Quotes : "Sungguh betapa senangnya seseorang yang bisa mencintai Allah dengan segenap jiwanya, dengan sepenuh hati yang lembut, tulus, dan ikhlas!"

Sumber ; Buku Karya Ferudun Ozdemir

Sunday, July 30, 2017

Pemilik Hati yang Hakiki

_Kisah Hikmah_
Suatu hari Maulana Husameddin Buhari, seorang agung dalam menapaki jalan tasawwuf dan menempa hati, ayahnya yang bernama Hamiduddin Sasyi sedang sekarat. Ayahnya ini adalah juga seorang alim agung. Ia hidup semasa Syeh Naqsibandi. Ia menaruh hormat kepadanya. Hanya saja Hamiduddin Sasyi menempa hatinya tanpa melakukan perjalanan suluk. Ia cukupkan menempa dengan ilmu dan pengalamannya. Di samping itu juga sangat memerhatikan halal-haramnya setiap apa yang dimakan. Namun, ia tidak menempa hatinya. Sedangkan putranya, Husameddin Buhari adalah ustadz yang telah membimbing seorang agung Amir Hamzah Hazretleri. Dalam keadaan seperti inilah Hamiduddin Sasyi mengalami kesulitan saat berada dalam sekarat. Saat itu putranya dan beberapa orang lainnya sedang menunggu di sekelilingnya :
            “Ayah apa yang sedang engkau rasakan?” tanya anaknya.
            “Saat ini aku diminta memberikan kalbun salim. Namun, aku tidak memilikinya. Aku juga tidak tahu bagaimana mendapatkannya.”
            Mendapati penuturan ayahnya ini Husameduddin Buhari kemudian berkata :
            “Tenanglah! Berikan hatimu kepadaku. Sehingga engkau akan memahami apa kalibun salim itu,” katanya seraya bermunajat dengan khusyu’.
            Demikian berlangsung hampir satu jam. Saat itu munajatnya Husameduddin Buhari memohon kepada Allah SWT menghilangkan kepedihan yang dirasakan ayanya dan memberinya hati yang selamat –kalbun salim. Orang-orang yang ikut menjaganya di sekelilingnya juga memanjatkan doa yang sama. Saat kedua mata Hamiduddin Sasyi terbuka, semua orang mendapati wajahnya penuh dengan pancaran nur yang menandakan hatinya yang sangat tenang. Saat itu hatinya tekah bersiap untuk berpisah dengan kehidupan dunia. Siap menjemput kematian dengan inayah dan rahmatnya Allah SWT di dalam hati yang mutmainnah. Dan sesaat sebelum meninggalnya ia bicara dalam wajah yang penuh ketenteraman :

            “Wahai anakku! Semoga Allah melimpahkan imbalan yang berlebih kepadamu. Ternyata kesibukkan yang seharusnya kita lakukan sepanjang usia adalah untuk menempa hati. Namun, sayang sekali aku telah melewatkan hidupku untuk hal yang lain.”

Quotes : "Terkadang seorang ayah yang menuntun anaknya untuk memasuki surga, namun terkadang pula seorang anak yang menuntun orang tuanya.. Sungguh betapa mulia dan gembira orang tua yang memiliki anak yang saleh, yang mana dengan doa dan linangan air matanya Allah SWT berkenan melimpahkan rahmat-Nya yang agung kepadanya. Sehingga meninggalkan dunia ini dalam hati yang tenang"

Sumber ; Buku Karya Ferudun Ozdemir

Saturday, July 29, 2017

Condong kepada Allah SWT

_Kisah Hikmah_
Suatu hari seorang alim agung bernama Bahlul Dana berlama-lama mentafakuri sebuah rumah reyot dipinggir jalan yang hampir roboh. Ia merenungi bagaimana jika rumah itu benar-benar roboh. Dan kembali suatu hari saat ia bertafakur, tiba-tiba rumah yang dilihatnya itu roboh. Mendapati kejadian ini Bahlul Dana mengungkapkan kegembiraannya yang tiada terhingga. Tentu saja orang-orang disekelilingnya yang sama sekali tidak paham mengapa ia gembira rumah itu roboh saling bertanya kepadanya. Mendapati pertanyaan mereka, Bahlul Dana menjawabnya demikian :
            “Rumah itu roboh persis searah dengan condongnya.”
            Namun, jawaban yang diberikannya ini justru semakin membuat semua orang bingun.
            “Memangnya kenapa kalau rumah itu roboh searah dengan condongnya?”
            Bahlul Dana kemudian menceritakan hikmah dari bertafakurnya demikian :
            “Sebagaimana rumah itu, apa saja yang ada di dunia ini pada akhirnya akan jatuh sesuai dengan kecondongannya. Demikian kecondonganku adalah kepada Allah SWT, karena itu semoga akhir dari hidupku insyaa Allah akan berjumpa dengan Allah SWT. Wahai warga! Berteguhlah untuk selalu bercondong kepada Allah saat ruku’ dan sujud. Jangan sampai kita jatuh kepada yang lain saat meninggalkan dunia ini.”

Quotes : "Setiap orang haruslah selalu berusaha untuk condong kepada Allah SWT ; agar selalu taat meniti jalan-Nya. Caranya tidak lain adalah berusaha melawan ketidak sabaran dengan kesabaran, melawan kelupaan dengan berdzikir, melawan kesombongan dengan bersyukur, melawan pembangkangandengan taat, melawan pelit dengan dermawan, melawan keraguan dengan keyakinan, melawan riya’ dengan ikhlas, melawan dosa dengan bertaubat, melawan kebohongan dengan kebenaran, melawan kebodohan dengan bertafakur sehingga insyaa Allah bisa menjadi hmba yang baik di sisi Allah SWT."

Sumber ; Buku Ferudun Ozdemir

Friday, July 28, 2017

Teguh dan Kerja Keras

_Kisah Hikmah_
Burhanuddin Kaqsibandi menerangkan :
Suatu hari saat mengadakan suatu perjalanan saya melewati sebuah tempat perjudian. Saat itu terdengar dari dalam suara ribut orang-orang yang berjudi saling adu mulut. Mempermasalahkan perjudiannya. Sementara itu ada dua orang yang duduk seberangan sedemikian hanyut dalam permainan judinya hingga sama sekali tidak tahu apa yg sedang terjadi. Seberapa pun harta benda yang mereka miliki semuanya dipertaruhkan. Demikian bermain judi telah membuat keduanya mabuk.
            Beberapa lama kemudian kedua orang ini diajak untuk bergabung dengan kelomopok perjudian yang lain. Namun, tidak lama kemudian salah satu dari dua orang itu kalah dan semakin kalah. Sampai sampai ia rela mempertaruhkan hartanya yang tersisa. Namun, tetap saja kalah. Sejak saat itu ia tidak memiliki apa-apa didunia ini. Hanya saja meski dalam keadaan bangkrut tidak memiliki apa-apa lagi masih juga mabuk judi. Ia terus bekerja keras demi dapat bermain judi. Semakin ia kalah berjudi semakin ia bekerja kerja keras untuk mendapatkan taruhan. Hingga suatu ia berkata kepada bandar judi yang selalu memenanginya :
            “Dengar! Aku tidak berjudi sebatasbertaruh dengan seluruh harta benda yang aku miliki. Melainkan dengan bertaruh kepala pun aku tidak akan menyerah berjudi denganmu. Meski dengan bertaruh nyawa pasti suatu saat aku akan menang sehingga engkau juga akan merasakan miskin seperti keadaanku sekarang ini!”
            Setelah memerhatikan keadaan dunia perjudian yang mana demi hal yang jelas-jelas batil, namun bisa sedemikian teguh dan gigih telah menimbulkan keteguhan dan semangat untuk bekerja kerja keras didalam hatiku : “Aku datang ke dunia ini untuk mendapatkan kehidupan yang abadi. Demikian dunia ini adalah lahan ujian bagiku. Jika seorang penjudi dapat sedemikian teguh dan bekerja keras meski demi perbuatan yang batil, lalu kenapa diriku tidak lebih gigih dan bekerja keras demi mendapatkan ridho Allah SWT ?”

            “Walhasil, kehidupan yang begitu kotor dalam dunia perjudian ini telah mencabuk jiwaku untuk lebih teguh dan gigih meniti jalan menuju Allah SWT. Alhamdulillah setiap hari semangatku kian bertambah.”

Tuesday, July 25, 2017

Akhlak dan Perjuangan Seorang Waliyullah

_Kisah Hikmah_
Waliyullah Ahmad Rifai adalah seorang alim dan saleh yang memiliki akhlak mulia. Setiap berpapasan dengan orang ia selalu berucap salam. Ketika mendengar seorang warga sedang sakit maka ia akan segera menjenguknya. Jika di perjalanan ia mendapati seorang yang buta maka ia akan mengantarkannya sampai tujuan. Jika ia bertemu dengan seorang yang sudah lanjut usia maka ia akan membantu membawakan barang-barangnya. Selain itu waliyullah Ahmad Rifai selalu menyampaikan hadis Rasulullah SAW kepada masyarakat di sekelilingnya :
            “Barang siapa menghormati seorang yang sudah tua dan membantu meringankan bebannya maka Allah SWT juga akan membantu dan membuatnya dihormati kelak di usia tua.”
            Sekembalinya dari melakukan perjalanan jauh, waliyullah Ahmad Rifai biasanya akan meluangan waktu untuk bekerja dihutan. Menebang kayu bakar kemudian menjualnya untuk disedekahkan kepada fakir-miskin, dan yang membutuhkan. Ia juga meluangkan sebagian waktunya untuk merawat orang gila, orang yang menderita cacat ; mencucikan pakaian mereka, beramah-tamah, memberi nasihat dan ilmu, sampai memasak sendiri dan menyuapi mereka. Kemudian waliyullah Ahmad Rifai meminta mereka untuk berdoa. Akhlak mulai seperti ini juga ia ajarkan kepada para santrinya.
            Suatu hari waliyullah Ahmad Rifai berpapasan dengan sekerumunan anak kecil yang sedang bermain. Saat itulah beberapa dari mereka lari karena takut oleh keagungan maknawiyahnya. Mendapati kejadian seperti ini, waliyullah Ahmad Rifai mengejar mereka seraya menyalami mereka, beramah-tamah dengan penuh kasih sayang sehingga anak-anak itu menaruh cinta dan kasih sayang kepadanya.

            “Kalian lihatkan kalau diriku juga seorang yang sama sperti kalian! Saya mohon maaf jika telah membuat kalian takut.” Kata waliyullah Ahmad Rifai dengan penuh kelembutan. Mendapati kemuliaan ini anak-anak juga meminta maaf kepadanya.

Quotes : "Janganlah sekali-kali engkau menyakiti orang lain ! Jika ada seseorang yang merasa sakit hati karenamu maka segeralah meminta maaf. Meski engkau tidak sengaja melakukannya. Meski terhadap anak kecil sekalipun...
Karena bisa jadi hati seorang hamba adalah rumah bagi Allah SWT. Jika engkau menyakiti hatinya berarti engkau juga telah menyakiti Allah SWT. Inginkah engkau mengalami hal seperti ini ?.."

Sumber ; Buku Karya Ferudun Ozdemir

Monday, July 24, 2017

Tidak Seorang pun Dapat Memakan Rezeki yang Lainnya

_Kisah Hikmah_
Seperti Biasanya Yahya Efendi suatu hari sedang mengadakan perjalanan bersama dengan beberapa orang. Mereka berhenti pada suatu tempat. Saat itu Yahya Efendi memanggil salah satu santrinya :
“Di sana peternakan. Ayo kesana untuk meminta telur segar. Kita makan dan kita bersyukur kepada Allah SWT.”
            Beberapa lama kemudian mereka pergi ke peternakan itu. Kebetulan pemiliknya adalah orang yang berhati baik. Yahya Efendi berkata kepadanya :
            “Bolehkah kami minta beberapa telur segar.”
            Pemilik peternakan itu menjawabnya :
            “Sayang sekali semua telur sudah dibeli. Tidak ada satupun yang tersisa.”
            Mendapati jawaban seperti ini Yahya Efendi berkata :
            “Tidak seorang pun bisa memakan jatah rezeki yang lainnya. Buka saja kandangnya Insyaa Allah ada jatah untuk kami.”
            Saat kandang dibuka ternyata ada telur di sana-sini. Saat itu Yahya Efendi berkata :
            “Lihat Hasan Efendi! Allah telah menciptakan rezeki-Nya untuk kita,” Kemudian mengambil telur-telur itu dengan keranjang seraraya kembali melanjutkan perjalanan

Quotes : "Jika seseorang ditakdirkan mendapati jatah rezekinya dari apa dan siapa pun maka tidak seorang pun akan mampu menghalang-halanginya. Karena pada setiap rezeki telah tercantum nama pemiliknya"

Sumber ; Buku Karya Ferudun Ozdemir

Sunday, July 23, 2017

Engkau Minta Dua Potong Roti Tanpa Meminta Kesehatan dan Keselamatan

_Kisah Hikmah_
Imam Kusayri telah menerangkan demikian :
Seorang ahli sufi telah berdoa demikian : “Duhai Allah limpahkanlah keselamatan dan kesehatan kepadaku; Duhai Allah limpahkanlah keselamatan dan kesehatan kepadaku,” demikian doanya selalu. Ketika ada seorang yang bertanya kepadanya kenapa selalu berdoa seperti ini, ia menjelaskan demikian:


            “Suatu hari aku bekerja sebagai kuli barang untuk menapaki penempaan maknawi. Suatu hari aku memanggul sekarung gandum yang berat; aku berhenti sejenak di tengah-tengah jalan untuk beristirahat. Saat itulah aku berdoa “Ya Rabbi! Jika Engkau berkenan memberi dua potong roti setiap hari maka aku cukup dengan itu!” Beberapa lama kemudian aku mendapati dua orang yang berkelahi. Aku segera melerainya. Hanya salah satu dari kedua orang itu memukul kepalaku dengan balok sehingga wajahku penuh berlumur darah. Tidak lama kemudian datang petugas keamanan. Mereka menangkap kedua orang itu. Hanya saja karena melihat wajah saya berlumuran darah, mereka menyangka kalau aku ikut terlibat dalam perkelahian. Sehingga aku ikut dipenjara bersama mereka untuk beberapa lama. Saat di dalam penjara itulah setiap hari aku diberi dua potong roti.
            Suatu malam aku bermimpi, seseorang telah berkata kepadaku: “Bukankah engkau setiap hari tanpa kenal lelah meminta dua potong roti. Namun, engkau tidak meminta kesehatan dan keselamatan. Sekarang apa engkau telah mendapatkan apa yang engkau minta.”
            Aku bangun dari mimpi. Saat itu aku barulah sadar diri. Sejak saat itu aku mulai berdoa “Ya Rabb! Berkenanlah Engkau melimpahkan kesehatan dan keselamatan.” Setelah itu suatu suatu hari tiba-tiba datang seorang membuka pintu sel.
            “Dimana kuli panggul yang bernama Umar?” tanyanya. Ia membawaku ke suatu ruangan untuk melepaskan borgolku kemudian membebaskanku.

            Rasulullah SAW telah bersabda :
            “Mintalah kesehatan dan keselamatan dari Allah SWT. Allah tidak melimpahkan nikmat yang lebih besar setelah iman selain nikmat kesehatan dan keselamatan.”


Quotes : "Mintalah yang terbaik menurut Allah saat Engkau meminta sesuatu dari-Nya. Karena bisa jadi meski sesuatu sangat engkau inginkan, namun ia tidak baik bagimu.."

Sumber ; Buku Karya Ferudun Ozdemir