Monday, August 7, 2017

Seperti Inilah Permasalahan Dunia

Mevlana suatu hari datang ke rumah, dia melihat anaknya tampak sedih dan kemudian bertanya penyebabnya, anaknya :
“Tidak apa-apa..” ucapnya
            Setelah itu Mevlana pergi keluar, dia mengambil topeng serigala yang tergantung di pintu, kemudian dia memakainya dan mulai meraung sambil mengangkat tangannya. Anaknya tertawa melihat hal ini. Mevlana masuk ke dalam dan berkata pada anaknya :

            “Lihatkan, seperti inilah permasalahan-permasalahan dunia. Padahal serigala merupakan seekor hewan yang menakutkan, tetapi engkau tidak tidak karena tahu bahwa di belakangnya adalah ayahmu. Oleh karena itu, jangan pernah lupa juga bahwa di belakang segala permasalahan terdapat Allah dan yakinlah pada-Nya.”

Quotes ; "Ketika engkau diselimuti oleh suatu permasalahn dunia, jangan pernah lupa bahwa Allah Yang Maha memberi permasalahan itu, Dia juga Yang Maha Kuasa untuk memecahkan permasalahan itu. Berlindunglah kepada Allah dari segala ketakutan, permasalahan.. Sehingga semuanya akan terlihat mudah bagimu.."

Sumber ; Buku Karya Ferudun Odzemir

Saturday, August 5, 2017

Hamba Seperti Apakah Ini ?

_Kisah Hikmah_
Suatu hari Malik bin Dinar membaca Surat Al – Fatihah. Ketika sampai ayat ; “Iyyaka na’budu wa iyyaka nastain / Hanya kepada-Mu aku menyembah, dan hanya kepada-Mu aku memohon pertolongan. Saat itulah hatinya bergetar, pedih, seolah duri menancap. Sehingga ia menangis tersedu-sedu. Dengan air mata terus berlinang hingga membasahi jubahnya ia berkata :
            “Jika saja ayat ini tidak tercantum di dalam Al Quran dan tidak juga diharuskan untuk membacanya saat shalat, maka aku tidak akan mungkin pernah membacanya.”
            Mendengar penuturannya ini beberapa orang disekelilingnya bertanya kepadanya :
            “Wahai punggawanya para hamba kekasih Allah! Mengapa engkau berkata demikian?”
            Malik bin Dinar menjawabnya demikian :

            “Meski aku berucap hanya kepada-Mu aku menyembah, dengan penuh yakin aku tahu diriku sering kali masih menjadi hambanya nafsuku. Demikian juga meski aku berkata hanya kepada-Mu aku memohon pertolongan, namun masih juga aku sering mengetuk pintu selain pintu-Nya, masih juga aku berterima kasih dan mengadukan keluhanku kepada yang selain-Nya. Kalau demikian hamba semacam apa diriku ini?”

Quotes : "Mungkin secara lisan kebanyakan dari kita telah sering berucap untuk hanya menghamba kepada Allah SWT. Namun, kita harus memerhatikan sikap dan perbuatan kita sehari-hari. Karena terkadang ada sikap dan perbuatan yang benar-benar kelewatan sehingga kita lupa kalau kita menghamba kepada Allah SWT dan justru meminta kepada sesama hamba.. Oleh karena itu, jika saja kita mendalami makna surat Al – Fatihah, maka Insyaa Allah kita akan lebih memahami hikmah yang terkadung di dalamnya..."

Sumber ; Buku Karya Ferudun Odzemir

Thursday, August 3, 2017

Janganlah Menguji Para Hamba Allah

_Kisah Hikmah_
Syeikh Naqsabandi mengunjungi rumah seorang bernama Husrev yang berasal dari kota Buhara. Di tengan perbincangan di antara keduanya pada suatu malam, tiba-tiba Syeikh Naqsabandi berkata : “Lihatlah, ada siapa diluar?”
            Saat tuan rumah keluar ia mendapati adanya seorang yang berkunjung dengan membawa satu piring penuh buah pear. Ternyata ia adalah penduduk kampung yang bernama Yusuf. Ia sengaja membawa buah pear itu untuk diberikan kepada Syeh dan para santrinya. Tidak lama kemudian sang tuan rumah mempersilahkannya untuk masuk. Saat itulah, piring yang berisi buah pear itu dihidangkan, Syeh Naqsibandi mencampurnya kemudian mengambil satu buah untuk diberikan kepada seorang yang telah membawanya. Ia kemudian berkata :
            “Kenapa engkau membawa buah pear ini?”
            Saat itu Yusuf menjawabnya demikian :
            “Saya mendengar ada seorang waliyullah yang datang ke kampung ini. Saat itulah saya mengumpulkan buah pear ini. Salah satunya sudah saya beri tanda. Jika seorang yang datang ke kampung ini benar-benar seorang waliyullah maka ia pasti akan tahu mana buah pear yang sudah saya beri tanda. Dengan tujuan itulah saya membawa buah pear ini.”
            Mendengar penuturannya ini Syeh Naqsibandi berkata :
            “Sekarang lihat apakah buah pear yang saya berikan kepadamu yang sudah engkau beri tanda?”
            Orang itu berkata :
            “Benar, buah pear ini yang sudah saya beri tanda”
            Setelah itu Syeh Naqsibandi atau yang bernama asli Muhammad Bahauddin berkata :

            “Janganlah engkau menguji para waliyullah. Maksudku memberi pear yang sudah engkau beri tanda bukanlah untuk menunjukan karomah. Melainkan untuk menghilangkan pikiran jelek yang ada pada dirimu. Jika saja kami tidak menunjukkannya maka engkau akan tetap berpikiran jelek tentang diri kami. Sehingga engkau sendiri yang akan merugi. Karena itulah kami menunjukkan buah pear itu agar engkau tidak termasuk orang yang merugi.”

Quotes : "Para waliyullah terkadang dapat menunjukkan karomah. Namun, saat menunjukannya mereka bukanlah dengan niat sebagai sebuah pertunjukan, melainkan mereka menunjukannya atas seizin Allah SWT agar tidak terjadi fitnah. Oleh karena itu, janganlah seseorang menguji mereka. Karena berat sekali hukumannya. Daripada menguji para waliyullah, akan lebih baik jika seseorang menguji dirinya sendiri, yang mana hal ini jauh lebih ia butuhkan"

Sumber ; Buku Karya Ferudun Odzemir

Wednesday, August 2, 2017

Khusyu’ dalam Shalat

_Kisah Hikmah_
Pada suatu pertempuran sahabat Ali ra terkena panah hingga menembus ke dalam tulangnya. Meski telah dilakukan segala cara tetap saja tidak bisa mengeluarkan anak panahnya. ‘Tanpa dibedah dan dipecah tulangnya, maka anak panah itu tidak akan mungkin dikeluarkan’, demikian kata para sahabat. Dalam keadaan seperti itulah para sahabart menunggu datangnya waktu shalat. Karena shalat adalah dzikirnya yang akan membuatnya terlepas dari segala ikatan dunia. Demikian para sahabat enunggu sampai shalat fardhu dan sunnah untuk melakukan operasi dan mencabut anak panahnya. Seorang sahabat yang mengobati saat itu melakukan operasi kemudian memecah tulangnya untuk mengeluarkan anak panah yang menancap ke dalam tubuh sahabat Ali ra.
            Beberapa saat sebelum selesai shalat anak panah dapat dikeluarkan. Setelah selesai shalat sahabat Ali ra merasa rasa sakitnya berkurang ‘sepertinya rasa sakitku berkurang’. Kemudian para sahabat menceritakan bahwa baru saja dilakukan operasi dan pemecahan tulang. “Baru saja dilakukan ini dan itu. Saat itu engkau sama sekali tidak tahu.”
            Mendengar cerita ini sahabat Ali ra berkata : “Saat aku bermunajat kepada Allah SWT maka dengan kelezatan munajat itu meski dunia luluh-lantak atau jemparing dan anak panah melesat mengenai tubuhku pun aku sama sekali tak akan merasakan pedihnya.”

Quotes : "Sedemikian khusyu’ saat bermunajat kepada Allah sehingga meski ujung tombak yang menembus tidak akan terasa"

Sumber ; Buku Karya Ferudun Ozdemir

Tuesday, August 1, 2017

Hari Ini Aku Akan Memberi Makan Siapa Demi Mendapatkan Ridho Allah swt

_Kisah Hikmah_
Ibrahim Hakki adalah seorang yang setiap hari selalu menghidangkan jamuan makan, membagi rezekinya kepada para tamu dan fakir miskin. Suatu hari sebagaimana biasanya menjelang malam ia mulai menunggu “Hari ini akan mengundang makan siapa untuk mendapatkan ridho Allah?” Ternyata tidak lama kemudian ada seorang yang datang mengetuk pintu dengan tergesa-gesa. Saat pintu dibuka oleh Ibrahim Hakki ternyata yang datang adalah seorang yang hampir pingsan karena kelaparan. Mendapati kedatangannya ini Ibrahim Hakki mengucap syukur “Ya Rabbi puji syukur aku ucapkan kepadamu. Hari ini Engkau juga telah memberi kesempatan kepadaku untuk berbagi rezeki limpahan-Mu.”
            Hidangan makan pun segera disiapkan. Ibrahim Hakki menemani tamunya untuk segera makan malam. Sebelumnya Ibrahim Hakki mengangkat kedua tangannya untuk memanjatkan doa. Saat itulah ia sedikit melirik ke arah sang tamu. Ia mendapati sang tamu tidak ikut berdoa maupun membaca aamiin. Seusai berdoa Ibrahim Hakki bertanya kepadanya :
            “Kenapa engkau tidak membaca aamiin?”
            Dengan wajah sangat malu sang tamu itu menjawabnya :
            “Aku bukanlah seorang muslim.”
            Mendengar jawaban ini Ibrahim Hakki langsung marah sejadi-jadinya :
            “Pergi kamu! Seorang kafir tidak boleh ikut makan dalam jamuan makanku!”
            Tidak lama setelah kejadian ini Ibrahim Hakki mendengar adanya suara yang berkata :

            “Ya Ibrahim! Aku senantiasa melimpahkan rezeki kepada hamba-Ku meski mereka tetap berada dalam kekafiran. Lalu kenapa engkau baru memberi sekalipun sudah mengusirnya”

Quotes : "Di dunia ini Allah SWT melimpahkan rezeki baik kepada yang beriman maupun yang kafir ; baik kepada yang taat maupun yang ingkar. Oleh karena itu, jika engkau mendapati seorang yang membutuhkan, fakir miskin dan kelaparan maka tuntunlah tangannya ; berikanlah kepadanya sebagian dari rezeki yang telah Allah limpahka. Jika Allah hendak menjadikanmu sebagai wasilah untuk memberikan rezeki kepada seseorang maka janganlah sekali-kali engkau mencoba menghalang-halanginya!"

Sumber ; Buku Karya Ferudun Odzemir

Monday, July 31, 2017

Kecintaan Sang Pemdua Kepada Allah SWT

_Kisah Hikmah_
Keadaan sunyi senyap. Waktu telah larut malam. Ibrahim bin Ethem berjalan seorang diri. Saat itulah ia tiba-tiba terbalik dari langkahnya karena mendengar suatu suara. Suara ini adalah doa seorang pemuda :
            “Ya Allah! Sungguh hati ini teramat sangat merindukan diri-Mu. Nafsu ini senantiasa taat kepada-Mu. Hamba ingin bersua dengan wajah suci-Mu. Kapankah Engkau berkenan mengambil nyawaku untuk berjumpa dengan-Mu?”
            Demikianlah doa yang dipanjatkan oleh pemuda itu dalam linangan air mata.
            Mendengar panjatan doa yang seperti ini Ibrahim bin Ethem segers mendekati pemuda itu. Hatinya telah ikut membara sehingga ia pun bertanya kepada pemuda itu :
            “Wahai anak muda yang berjiwa mulia! Meski engkau masih sangat muda, lalu apa yang telah membuatmu sedemikian merindukan Allah SWT? Bagaimana kita bisa memahami pertanda seorang mencintai Allah SWT?”
            Pemuda yang berjiwa penuh dengan cinta kepada Allah SWT itu menjawabnya demikian :
            “Senantiasa berdzikir kepada Allah dengan sepenuh hati dan cinta.”
            Ibrahim bin Ethem kemudian bertanya lagi :
            “Lalu apa hal yang dapat membuat seseorang sedemikian ingin berjumpa dengan Allah SWT?”
            Pemuda itu kembali menjawabnya :
            “Janganlah sekali-kali melupakan Allah SWT baik dalam setiap waktu, setiap keadaan..; senantiasa bersama dengan-Nya, senantiasa mengingat-Nya..”
            Setelah mendengar penuturannya ini Ibrahim bin Ethem kemudian berkata kepada dirinya sendiri :

            “Wahai Ibrahim! Jika engkau ingin mencintai Allah SWT, maka cintailah seperti anak muda ini!”

Quotes : "Sungguh betapa senangnya seseorang yang bisa mencintai Allah dengan segenap jiwanya, dengan sepenuh hati yang lembut, tulus, dan ikhlas!"

Sumber ; Buku Karya Ferudun Ozdemir

Sunday, July 30, 2017

Pemilik Hati yang Hakiki

_Kisah Hikmah_
Suatu hari Maulana Husameddin Buhari, seorang agung dalam menapaki jalan tasawwuf dan menempa hati, ayahnya yang bernama Hamiduddin Sasyi sedang sekarat. Ayahnya ini adalah juga seorang alim agung. Ia hidup semasa Syeh Naqsibandi. Ia menaruh hormat kepadanya. Hanya saja Hamiduddin Sasyi menempa hatinya tanpa melakukan perjalanan suluk. Ia cukupkan menempa dengan ilmu dan pengalamannya. Di samping itu juga sangat memerhatikan halal-haramnya setiap apa yang dimakan. Namun, ia tidak menempa hatinya. Sedangkan putranya, Husameddin Buhari adalah ustadz yang telah membimbing seorang agung Amir Hamzah Hazretleri. Dalam keadaan seperti inilah Hamiduddin Sasyi mengalami kesulitan saat berada dalam sekarat. Saat itu putranya dan beberapa orang lainnya sedang menunggu di sekelilingnya :
            “Ayah apa yang sedang engkau rasakan?” tanya anaknya.
            “Saat ini aku diminta memberikan kalbun salim. Namun, aku tidak memilikinya. Aku juga tidak tahu bagaimana mendapatkannya.”
            Mendapati penuturan ayahnya ini Husameduddin Buhari kemudian berkata :
            “Tenanglah! Berikan hatimu kepadaku. Sehingga engkau akan memahami apa kalibun salim itu,” katanya seraya bermunajat dengan khusyu’.
            Demikian berlangsung hampir satu jam. Saat itu munajatnya Husameduddin Buhari memohon kepada Allah SWT menghilangkan kepedihan yang dirasakan ayanya dan memberinya hati yang selamat –kalbun salim. Orang-orang yang ikut menjaganya di sekelilingnya juga memanjatkan doa yang sama. Saat kedua mata Hamiduddin Sasyi terbuka, semua orang mendapati wajahnya penuh dengan pancaran nur yang menandakan hatinya yang sangat tenang. Saat itu hatinya tekah bersiap untuk berpisah dengan kehidupan dunia. Siap menjemput kematian dengan inayah dan rahmatnya Allah SWT di dalam hati yang mutmainnah. Dan sesaat sebelum meninggalnya ia bicara dalam wajah yang penuh ketenteraman :

            “Wahai anakku! Semoga Allah melimpahkan imbalan yang berlebih kepadamu. Ternyata kesibukkan yang seharusnya kita lakukan sepanjang usia adalah untuk menempa hati. Namun, sayang sekali aku telah melewatkan hidupku untuk hal yang lain.”

Quotes : "Terkadang seorang ayah yang menuntun anaknya untuk memasuki surga, namun terkadang pula seorang anak yang menuntun orang tuanya.. Sungguh betapa mulia dan gembira orang tua yang memiliki anak yang saleh, yang mana dengan doa dan linangan air matanya Allah SWT berkenan melimpahkan rahmat-Nya yang agung kepadanya. Sehingga meninggalkan dunia ini dalam hati yang tenang"

Sumber ; Buku Karya Ferudun Ozdemir

Saturday, July 29, 2017

Condong kepada Allah SWT

_Kisah Hikmah_
Suatu hari seorang alim agung bernama Bahlul Dana berlama-lama mentafakuri sebuah rumah reyot dipinggir jalan yang hampir roboh. Ia merenungi bagaimana jika rumah itu benar-benar roboh. Dan kembali suatu hari saat ia bertafakur, tiba-tiba rumah yang dilihatnya itu roboh. Mendapati kejadian ini Bahlul Dana mengungkapkan kegembiraannya yang tiada terhingga. Tentu saja orang-orang disekelilingnya yang sama sekali tidak paham mengapa ia gembira rumah itu roboh saling bertanya kepadanya. Mendapati pertanyaan mereka, Bahlul Dana menjawabnya demikian :
            “Rumah itu roboh persis searah dengan condongnya.”
            Namun, jawaban yang diberikannya ini justru semakin membuat semua orang bingun.
            “Memangnya kenapa kalau rumah itu roboh searah dengan condongnya?”
            Bahlul Dana kemudian menceritakan hikmah dari bertafakurnya demikian :
            “Sebagaimana rumah itu, apa saja yang ada di dunia ini pada akhirnya akan jatuh sesuai dengan kecondongannya. Demikian kecondonganku adalah kepada Allah SWT, karena itu semoga akhir dari hidupku insyaa Allah akan berjumpa dengan Allah SWT. Wahai warga! Berteguhlah untuk selalu bercondong kepada Allah saat ruku’ dan sujud. Jangan sampai kita jatuh kepada yang lain saat meninggalkan dunia ini.”

Quotes : "Setiap orang haruslah selalu berusaha untuk condong kepada Allah SWT ; agar selalu taat meniti jalan-Nya. Caranya tidak lain adalah berusaha melawan ketidak sabaran dengan kesabaran, melawan kelupaan dengan berdzikir, melawan kesombongan dengan bersyukur, melawan pembangkangandengan taat, melawan pelit dengan dermawan, melawan keraguan dengan keyakinan, melawan riya’ dengan ikhlas, melawan dosa dengan bertaubat, melawan kebohongan dengan kebenaran, melawan kebodohan dengan bertafakur sehingga insyaa Allah bisa menjadi hmba yang baik di sisi Allah SWT."

Sumber ; Buku Ferudun Ozdemir

Friday, July 28, 2017

Teguh dan Kerja Keras

_Kisah Hikmah_
Burhanuddin Kaqsibandi menerangkan :
Suatu hari saat mengadakan suatu perjalanan saya melewati sebuah tempat perjudian. Saat itu terdengar dari dalam suara ribut orang-orang yang berjudi saling adu mulut. Mempermasalahkan perjudiannya. Sementara itu ada dua orang yang duduk seberangan sedemikian hanyut dalam permainan judinya hingga sama sekali tidak tahu apa yg sedang terjadi. Seberapa pun harta benda yang mereka miliki semuanya dipertaruhkan. Demikian bermain judi telah membuat keduanya mabuk.
            Beberapa lama kemudian kedua orang ini diajak untuk bergabung dengan kelomopok perjudian yang lain. Namun, tidak lama kemudian salah satu dari dua orang itu kalah dan semakin kalah. Sampai sampai ia rela mempertaruhkan hartanya yang tersisa. Namun, tetap saja kalah. Sejak saat itu ia tidak memiliki apa-apa didunia ini. Hanya saja meski dalam keadaan bangkrut tidak memiliki apa-apa lagi masih juga mabuk judi. Ia terus bekerja keras demi dapat bermain judi. Semakin ia kalah berjudi semakin ia bekerja kerja keras untuk mendapatkan taruhan. Hingga suatu ia berkata kepada bandar judi yang selalu memenanginya :
            “Dengar! Aku tidak berjudi sebatasbertaruh dengan seluruh harta benda yang aku miliki. Melainkan dengan bertaruh kepala pun aku tidak akan menyerah berjudi denganmu. Meski dengan bertaruh nyawa pasti suatu saat aku akan menang sehingga engkau juga akan merasakan miskin seperti keadaanku sekarang ini!”
            Setelah memerhatikan keadaan dunia perjudian yang mana demi hal yang jelas-jelas batil, namun bisa sedemikian teguh dan gigih telah menimbulkan keteguhan dan semangat untuk bekerja kerja keras didalam hatiku : “Aku datang ke dunia ini untuk mendapatkan kehidupan yang abadi. Demikian dunia ini adalah lahan ujian bagiku. Jika seorang penjudi dapat sedemikian teguh dan bekerja keras meski demi perbuatan yang batil, lalu kenapa diriku tidak lebih gigih dan bekerja keras demi mendapatkan ridho Allah SWT ?”

            “Walhasil, kehidupan yang begitu kotor dalam dunia perjudian ini telah mencabuk jiwaku untuk lebih teguh dan gigih meniti jalan menuju Allah SWT. Alhamdulillah setiap hari semangatku kian bertambah.”

Tuesday, July 25, 2017

Akhlak dan Perjuangan Seorang Waliyullah

_Kisah Hikmah_
Waliyullah Ahmad Rifai adalah seorang alim dan saleh yang memiliki akhlak mulia. Setiap berpapasan dengan orang ia selalu berucap salam. Ketika mendengar seorang warga sedang sakit maka ia akan segera menjenguknya. Jika di perjalanan ia mendapati seorang yang buta maka ia akan mengantarkannya sampai tujuan. Jika ia bertemu dengan seorang yang sudah lanjut usia maka ia akan membantu membawakan barang-barangnya. Selain itu waliyullah Ahmad Rifai selalu menyampaikan hadis Rasulullah SAW kepada masyarakat di sekelilingnya :
            “Barang siapa menghormati seorang yang sudah tua dan membantu meringankan bebannya maka Allah SWT juga akan membantu dan membuatnya dihormati kelak di usia tua.”
            Sekembalinya dari melakukan perjalanan jauh, waliyullah Ahmad Rifai biasanya akan meluangan waktu untuk bekerja dihutan. Menebang kayu bakar kemudian menjualnya untuk disedekahkan kepada fakir-miskin, dan yang membutuhkan. Ia juga meluangkan sebagian waktunya untuk merawat orang gila, orang yang menderita cacat ; mencucikan pakaian mereka, beramah-tamah, memberi nasihat dan ilmu, sampai memasak sendiri dan menyuapi mereka. Kemudian waliyullah Ahmad Rifai meminta mereka untuk berdoa. Akhlak mulai seperti ini juga ia ajarkan kepada para santrinya.
            Suatu hari waliyullah Ahmad Rifai berpapasan dengan sekerumunan anak kecil yang sedang bermain. Saat itulah beberapa dari mereka lari karena takut oleh keagungan maknawiyahnya. Mendapati kejadian seperti ini, waliyullah Ahmad Rifai mengejar mereka seraya menyalami mereka, beramah-tamah dengan penuh kasih sayang sehingga anak-anak itu menaruh cinta dan kasih sayang kepadanya.

            “Kalian lihatkan kalau diriku juga seorang yang sama sperti kalian! Saya mohon maaf jika telah membuat kalian takut.” Kata waliyullah Ahmad Rifai dengan penuh kelembutan. Mendapati kemuliaan ini anak-anak juga meminta maaf kepadanya.

Quotes : "Janganlah sekali-kali engkau menyakiti orang lain ! Jika ada seseorang yang merasa sakit hati karenamu maka segeralah meminta maaf. Meski engkau tidak sengaja melakukannya. Meski terhadap anak kecil sekalipun...
Karena bisa jadi hati seorang hamba adalah rumah bagi Allah SWT. Jika engkau menyakiti hatinya berarti engkau juga telah menyakiti Allah SWT. Inginkah engkau mengalami hal seperti ini ?.."

Sumber ; Buku Karya Ferudun Ozdemir

Monday, July 24, 2017

Tidak Seorang pun Dapat Memakan Rezeki yang Lainnya

_Kisah Hikmah_
Seperti Biasanya Yahya Efendi suatu hari sedang mengadakan perjalanan bersama dengan beberapa orang. Mereka berhenti pada suatu tempat. Saat itu Yahya Efendi memanggil salah satu santrinya :
“Di sana peternakan. Ayo kesana untuk meminta telur segar. Kita makan dan kita bersyukur kepada Allah SWT.”
            Beberapa lama kemudian mereka pergi ke peternakan itu. Kebetulan pemiliknya adalah orang yang berhati baik. Yahya Efendi berkata kepadanya :
            “Bolehkah kami minta beberapa telur segar.”
            Pemilik peternakan itu menjawabnya :
            “Sayang sekali semua telur sudah dibeli. Tidak ada satupun yang tersisa.”
            Mendapati jawaban seperti ini Yahya Efendi berkata :
            “Tidak seorang pun bisa memakan jatah rezeki yang lainnya. Buka saja kandangnya Insyaa Allah ada jatah untuk kami.”
            Saat kandang dibuka ternyata ada telur di sana-sini. Saat itu Yahya Efendi berkata :
            “Lihat Hasan Efendi! Allah telah menciptakan rezeki-Nya untuk kita,” Kemudian mengambil telur-telur itu dengan keranjang seraraya kembali melanjutkan perjalanan

Quotes : "Jika seseorang ditakdirkan mendapati jatah rezekinya dari apa dan siapa pun maka tidak seorang pun akan mampu menghalang-halanginya. Karena pada setiap rezeki telah tercantum nama pemiliknya"

Sumber ; Buku Karya Ferudun Ozdemir

Sunday, July 23, 2017

Engkau Minta Dua Potong Roti Tanpa Meminta Kesehatan dan Keselamatan

_Kisah Hikmah_
Imam Kusayri telah menerangkan demikian :
Seorang ahli sufi telah berdoa demikian : “Duhai Allah limpahkanlah keselamatan dan kesehatan kepadaku; Duhai Allah limpahkanlah keselamatan dan kesehatan kepadaku,” demikian doanya selalu. Ketika ada seorang yang bertanya kepadanya kenapa selalu berdoa seperti ini, ia menjelaskan demikian:


            “Suatu hari aku bekerja sebagai kuli barang untuk menapaki penempaan maknawi. Suatu hari aku memanggul sekarung gandum yang berat; aku berhenti sejenak di tengah-tengah jalan untuk beristirahat. Saat itulah aku berdoa “Ya Rabbi! Jika Engkau berkenan memberi dua potong roti setiap hari maka aku cukup dengan itu!” Beberapa lama kemudian aku mendapati dua orang yang berkelahi. Aku segera melerainya. Hanya salah satu dari kedua orang itu memukul kepalaku dengan balok sehingga wajahku penuh berlumur darah. Tidak lama kemudian datang petugas keamanan. Mereka menangkap kedua orang itu. Hanya saja karena melihat wajah saya berlumuran darah, mereka menyangka kalau aku ikut terlibat dalam perkelahian. Sehingga aku ikut dipenjara bersama mereka untuk beberapa lama. Saat di dalam penjara itulah setiap hari aku diberi dua potong roti.
            Suatu malam aku bermimpi, seseorang telah berkata kepadaku: “Bukankah engkau setiap hari tanpa kenal lelah meminta dua potong roti. Namun, engkau tidak meminta kesehatan dan keselamatan. Sekarang apa engkau telah mendapatkan apa yang engkau minta.”
            Aku bangun dari mimpi. Saat itu aku barulah sadar diri. Sejak saat itu aku mulai berdoa “Ya Rabb! Berkenanlah Engkau melimpahkan kesehatan dan keselamatan.” Setelah itu suatu suatu hari tiba-tiba datang seorang membuka pintu sel.
            “Dimana kuli panggul yang bernama Umar?” tanyanya. Ia membawaku ke suatu ruangan untuk melepaskan borgolku kemudian membebaskanku.

            Rasulullah SAW telah bersabda :
            “Mintalah kesehatan dan keselamatan dari Allah SWT. Allah tidak melimpahkan nikmat yang lebih besar setelah iman selain nikmat kesehatan dan keselamatan.”


Quotes : "Mintalah yang terbaik menurut Allah saat Engkau meminta sesuatu dari-Nya. Karena bisa jadi meski sesuatu sangat engkau inginkan, namun ia tidak baik bagimu.."

Sumber ; Buku Karya Ferudun Ozdemir

Wednesday, April 26, 2017

4 Perkara Sunnah Sebelum Tidur

Rasulullah SAW berpesan kepada Aisyah ra :
"ya Aisyah, jangan engkau tidur sebelum melakukan empat perkara"
yaitu:

1. Sebelum kau khatam Al-qur'an
2. Sebelum membuat para Nabi memberimu syafa'at di hari akhir
3. Sebelum para muslim dan muslimat meridhoi kamu
4. Sebelum kau melaksanakan ibadah haji dan umroh.

Bertanya Aisyah ra:
"Ya Rasulullah.. Bagaimana aku dapat melaksanakan 4 perkara seketika dalam semalam?"

Rasulullah SAW tersenyum dan bersabda :
1. "jika engkau tidur bacalah Surah Al-ikhlas 3x seakan-akan kau menghatamkan Al-qur'an."

2. "membaca sholawat untuk ku dan para nabi sebelum aku, maka kami semua akan memberi syafa'at di hari kiamat."
[ Bismillaahir rohmaanir rohiim, Allahumma shollii 'alaa Muhammad wa'alaa alii Muhammad ] (3x)

3. "Beristighfarla h untuk para muslimin dan muslimat maka mereka akan meridhoi kamu."
[Astaghfirullah al 'azhiim alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyum wa atuubu ilaih ] (3x)

4. "Perbanyaklah bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir, maka seakan-akan kamu telah melaksanakan ibadah haji dan umroh."

[ Subhanallahi Walhamdulillaahi walaailaaha illallahu allahu akbar ](3x)